Jumat, 08 Oktober 2010

Ketika Si Bayi Terserang Flu

Bayi Terserang FluKOMPAS.COM - Nama lain flu adalah influenza, common cold, batuk pilek, atau kadang, masuk angin. Biasanya penularan terjadi saat penderita awal terbatuk, bersin, dan terlontar melalui kontak tangan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang jenisnya sangat banyak, tetapi gejalanya mirip.

Diterangkan oleh dr Suririnah, dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, mengatakan, gejala flu antara lain; batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).

Flu sebenarnya bukan penyakit berbahaya, karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun. Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu diwaspadai pula, jika kondisi daya tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah.

Dr Suririnah berbagi tips bagaimana menangani flu pada anak

  • Pastikan si anak mendapat istirahat dan cairan yang cukup. Beri ASI atau susu sesering mungkin, atau makanan padat (jika sudah mulai), seperti sup dan buah-buahan untuk tambahan cairan.
  • Untuk bayi yang kurang dari 6 bulan, bantu bayi mengeluarkan ingus dengan alat penyedot ingus yang banyak di pasarran.
  • Bantu ia mengeringkan lendir di daerah kepala dengan meletakkan selimut yang dilipat di antara kasur dan ranjangnya di bagian kepala, agar posisi kepala lebih tinggi.
  • Perlu diketahui, bahwa penyebab flu adalah virus, dan tidak akan bereaksi dengan antibiotika. Dokter baru akan memberi antibiotika jika sudah terjadi komplikasi infeksi bakteri, seperti radang paru-paru atau infeksi telinga.
  • Periksa suhu tubuh bayi dengan termometer khusus untuk memastikan suhunya tetap dalam kondisi yang baik.

Bayi baru lahir sering bersin untuk mengeluarkan sisa lendir dan sebagai reaksi tubuh untuk membersihkan jalan napas yang teriritasi. Keadaan ini normal, dan bukan tanda-tanda flu. Namun, jika Anda merasa ada keraguan, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter anak kepercayaan Anda.

NAD Editor: Nadia Felicia

9 Kepribadian Balita

MENGASUH si kecil tidak akan pernah ada bosannya karena bayi atau balita sering menunjukkan beragam sifatnya. Perasaannya gampang berubah-ubah mulai dari pemalu, serius, cerita atau ingin tahu. Apa saja kepribadian balita?

Meski masih kecil menurut konsultan anak Su Laurent dalam bukunya 'Your Baby Month by Month' yang diterbitkan Esensi seperti dikutip Jumat (24/9/2010), balita sudah memiliki kepribadian.

Ia menyarankan sebaiknya orangtua tidak memberikan julukan seperti anak cerewet atau mengkelkan karena perilaku anak bisa berubah-ubah. Julukan yang melekat bisa mempengaruhi cara anak melihat dirinya tumbuh.

Berikut 9 kepribadian balita yang bisa berubah-ubah dalam satu yang menunjukkan perubahan emosinya:

1. Pemalu
Balita sangat tergantung pada pengasuh utamanya sehingga sering timbul rasa khawatir terhadap orang asing. Jika kondisinya seperti ini sebaiknya jangan paksa anak berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.

2. Penyayang
Balita sangat menyayangi orang yang mengasuhnya dan ia akan membalasnya dengan kasih sayang seperti memeluk atau mencium.

3. Pencari Perhatian
Balita selalu ingin diperhatikan. Ia suka jika diajak bermain, bercengkerama atau saling memeluk. Jika ia tidak mendapatkannya, ia akan berusaha sendiri untuk mendapatkannya.

4. Semangat Bermain
Balita sangat suka menjelajahi lingkungan sekitarnya dan ia akan melakukan apa saja agar bisa bermain dengan hal-hal baru yang didapatinya.

5. Penentang
Balita seperti ini kadang menjengkelkan karena sukanya berteriak keras dan menjerit-jerit atau seperti dalam suasana 'perang'. Menghadapinya harus dengan tenang dengan cara mengalihkan perhatiannya dan jangan ikut-ikutan dalam suasana 'perang' itu.

6. Sibuk
Keingintahuannya yang tinggi membuat balita selalu sibuk mencari hal-hal baru yang ingin diketahuinya. Sebaiknya berikan benda yang aman untuk memenuhi rasa keingintahuannya yang tinggi.

7. Ribut
Berteriak, menyanyi, memukul atau melempar benda-benda menjadi cirinya. Orangtua sebenarnya bisa ikut bernyanyi bersama dengan cara memukul-mukul kaleng misalnya. Setelah capek balita biasanya akan berhenti.

8. Seperti bayi
Kadang-kadang ia menjadi sangat manja seperti bayi berumur beberapa bulan. Jika sudah tidak menggunakan botol susu, tiba-tiba dia akan minta minum dengan botol susu. Perilaku ini adalah normal asalkan tidak keterusan.

9. Reaksioner
Balita suka hal-hal yang rutin dan tidak berubah-ubah. Dia tiba-tiba jadi suka pakai kaos yang sama dari hari ke hari atau makan makanan yang itu-itu saja.

Sumber: www.detikhealth.com Ilustrasi: thinkstock

Cara Mengukur IQ Bayi

TES IQ biasanya digunakan untuk mengetes tingkat kecerdasan seseorang dan sudah mulai dilakukan pada anak usia sekolah. Tapi ternyata tes IQ juga bisa dilakukan pada bayi. Bagaimana caranya?

Ada banyak faktor yang dapat menentukan tingginya tingkat kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) pada anak, antara lain gen, usia ibu saat melahirkan, ASI, mendengarkan musik sejak dalam kandungan dan video pendidikan untuk bayi.

Dengan melakukan tes IQ sejak bayi, orangtua bisa menilai kemampuan kognitif anak sejak dini. Tapi untuk mengukur tingkat kecerdasan yang sebenarnya, orangtua harus menunggu sampai anak mendekati usia sekolah, sekitar 5 tahun.

Dilansir dari Livestrong, Rabu (22/9/2010), berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengukur IQ bayi:

1. Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
Menurut Brainy Child website, Wechsler Intelligence Scale dapat mengukur kecerdasan anak. Tes Wechsler bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Tes ini dapat dilakukan tanpa membaca atau menulis.

Pada tes Wechsler, anak diukur kemampuan pemahaman verbal, penalaran perseptual, pengolahan kecepatan dan memori, antara lain dengan mengumpulkan balok, angka atau gambar dalam pola menurut model atau meminta mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh penguji.

WISC digunakan tidak hanya sebagai tes kecerdasan, tetapi juga sebagai alat klinis. Banyak praktisi kesehatan menggunakannya untuk mendiagnosis gangguan hiperaktif (ADHD) dan ketidakmampuan belajar pada anak.

2. Tes IQ Fisher-Price
Perusahaan mainan Fisher-Price mengembangkan tes kecerdasan untuk bayi. Dorothy Einon, komisaris Fisher-Price sekaligus profesor psikologi di University of London mengembangkan tes ini untuk bayi berusia 6 bulan sampai 1 tahun.

Pada tes ini, diberikan 10 pertanyaan untuk orangtua, yang dapat membantu menentukan bagaimana perkembangan kecerdasan bayinya dibandingkan dengan kecerdasan bayi rata-rata.

Dalam tes tersebut, orangtua diminta untuk menilai perilaku bayi, seperti bagaimana bayinya bermain dengan boneka beruang, apakah sang bayi dapat memainkan jenis permainan tertentu dan bagaimana bayi menanggapi jika namanya dipanggil.

3. Bayley Scales of Infant Development (BSID)
Bayley Scales of Infant Development (BSID) secara luas digunakan untuk menilai perkembangan balita. Menurut Healthline.com, BSID digunakan untuk anak-anak dari usia 1 bulan sampai 42 bulan untuk mengukur kemampuan kognitif, motorik (halus dan kasar), bahasa (reseptif dan ekspresif) dan pengembangan perilaku balita.

Bagian kognitif dari tes ini menilai kemampuan seperti ketajaman sensori, memori belajar dan pemecahan masalah, serta vokalisasi dan pembentukan konsep-konsep matematika. Tes ini juga membantu mendiagnosa dan mengobati balita dengan cacat pertumbuhan dan keterbelakangan mental.

Tes ini terdiri dari serangkaian tugas dan permainan yang membutuhkan waktu antara 45-60 menit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut kemudian akan dikonversi dalam skala nilai dan skor komposit. Skor ini digunakan untuk menentukan kinerja anak.

Sumber: www.detikhealth.com Ilustrasi: thinkstock

Obat panas pada Bayi

sharing Pengalaman..
Saya mempunyai seorang anak balita dan sepasang anak kembar yang memang lagi lucu lucunya. Masalah yang timbul pada balita adalah seringnya mereka panas dan demam, yang pasti akan membuat ayah ibunya termasuk saya panik. Tapi itu dulu, sekarang kami tenang bila menghadapai anak yang panas dan demam,

Saya biasa memberikan madu murni yang saya campur dengan air hangat. takaran madunya separuh sendok teh dan dicampurkan ke dalam setengah gelas air hangat, diberikan pada bayi dan sedapat mungkin tersu di buat nyaman dengan memberikan asi atau tersu mengompresnya.

Saya sudah lama dan alhamdulillah sudah lama tidak tergantung pada dokter bila anak panas, cukup saya kompres dan saya jaga suhunya untuk tersu diturunkan dan di kontrol dengan termometer digital.

Dokter anak saya pun sangat mendukung pemberian madu murni pada anak saya, dengan catatan umurnya lebih dari 1 tahun.

Lebih lengkapnya, bila anak anda panas, suhu lebih dari 38 derajat celcius sampai dengan 39.5 derajat celcius, jangan panik, berikut tips nya :

1. buat anak nyaman, dan buka bajunya, berikan baju yang tipis saja dan longgarkan bajunya
2. kompres dengan air hangat pada bagian dada, kepala, punggung dan telapak kaki, minimal per 1-2 menit, dan terus kontrol panas tubuhnya dengan termometer
3.berikan madu murni yang dicampur dengan air hangat, setengah sendok teh dicampur dengan setengah segelas air hangat.
4. balurkan bawang merah yang telah dihancurkan halus dan dicampur dengan minyak telon pada punggungnya.

Menangani anak terlambat belajar/ AUTIS

Tadi pagi, saya mendengarkan radio smart fm, dan mendengar bincang bincang ayahedi, seorang praktisi dan pakar bidang terapi anak anak dan edukasi anak anak.

Saya sangat tertarik dengan pola bahasannya yang sangat sangat membantu saya, membantu memberikan reminder bagi saya dan juga mungkin bisa di share kepada para orang tua dan para pendidik.

Kata ayahedi, seringkali kita dengan mudah memberi cap dan memberi gelaran dan juga pandangan pandangan yang negatif kedapa anak anak kita. Kita dengan mudah mengatakan :

" begitu saja kok ndak bisa!", wah anak kok kayak gini!", ibu capek mengajari kamu, kamu kok lambat belajar sih, gak kayak kakak-kakakmu, kayaknya kamu gak cocok deh di kelas ini, dan lain lain.

Sadar atau tidak sadar, anak anak yang telah kita beri cap negatif tersebut akan merasa tertekan dan cenderung tidak akan bisa berkembang, karena takut untuk membuat "KESALAHAN LAGI" versi kita, atau versi gurunya.

Padahal, kita semua harus yakin, bahwa seorang anak itu lahir sebagai MASTERPIECE dari Tuhan, yang dipercayakan pada kita. Akankah kita dengan mudah menyalahkan anak kita yang kurang pandai lah, lambat belajarlah, kurang gesit, terlalu hiperaktif atau malah autis.

berikut cuplikan tulisan yang menarik dari ayahedi :

Setiap keterlambatan proses perkembangan motorik anak umumnya lebih disebabkan oleh dua hal; yang pertama pola asuh orang tua yang kurang memberikan kebebasan pada anaknya untuk melakukan aktivitas yang bervariasi dan yang kedua karena tipe belajarnya visual jadi sama sekali tidak ada kaitan dengan kecerdasan. Bahkan sering terjadi keterlambatan di motorik ini diimbangi oleh kekuatan berpikir di otak kanannya yang luar biasa.

Sedangkan kemampuan bicara yang terlambat, tidak lancar dan menjawab tidak sesuai dengan topiknya, itu lebih cocok dengan ciri-ciri anak yang berpikir dengan otak kanannya; dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan kecerdasannya. Pelajarilah kembali hasil temuan Bruce Perry mengenai perbedaan cara bekerja otak kiri dan otak kanan anak kita

Semua keterlambatan yang terjadi pada anak otak kanan lebih disebabkan pada pola belajarnya yang berbeda dengan anak otak kiri. Dalam belajar, anak otak kanan perlu merekam dahulu sebelum melakukan eksekusi persoalan, dan proses perekaman itu pada tahap awal memerlukan waktu sekitar 10 detik dan jika sudah terbiasa waktunya hanya 1 atau 2 detik saja, sementara anak dengan dominan otak kiri langsung mengeksekusi baru kemudian merekam.

Ciri-ciri ini pernah terjadi pada Albert Einstain dan Leonardo Da Vinci, bahkan sejarah pernah mencatat bahwa sampai usia dewasa Da Vinci masih sulit untuk menghapal Alphabet.


Wah, saya jadi mengerti sekarang, ternyata SANGATLAH TIDAK MENGUNTUNGKAN BAGI KITA DAN ANAK ANAK KITA bila kita dengan mudah putus asa dan menggolong golongkan anak kita sebagai anak yang pandai, bodoh, diatas rata rata, di bawah rata rata atau bahkan anak terbelakang. Karena dibalik itu semua ternyata tersimpan bakat yang sangat besar, yang belum kita ketahui.

Ingat, anak kita adalah sebuah MAHAKARYA paling sempurna dari Tuhan, Jadi mengapa kita ragu akan hal itu ?????

Kamis, 07 Oktober 2010

Membawa ASI Perah Dalam Pesawat Terbang

Ketika ibu yang sedang menyusui ingin melakukan perjalanan dengan pesawat terbang sambil membawa ASI perah, ada aturannya. Tidak perlu khawatir, ASI perah masih tetap bisa dibawa, asal mengikuti aturan.

Aturan di pesawat
1. Aturan penerbangan internasional membatasi penumpang membawa cairan, yaitu tidak boleh lebih dari 3 ounces atau sekitar 90 mililiter. Namun untuk ASI, ternyata aturannya berbeda. Amerika Serikat melalui TSA (Transportation Security Administration atau Badan Keamanan Transportasi), menerbitkan aturan:
  • Ibu yang terbang dengan atau tanpa anak dibolehkan membawa ASI/susu formula/jus dalam jumlah lebih dari 90 mililiter, asal dilaporkan dulu (declared) di pabean.
  • ASI maupun susu formula boleh dibawa di tas jinjing atau tas lainnya. Prosedur pemeriksaannya sama dengan barang-barang lain, yaitu melalui pemeriksaan sinar X, pabean dan boleh dibawa ke kabin. Anda dan anak tidak akan diminta untuk mengetes ASI atau susu formula.
  • Pisahkan ASI atau susu formula tersebut dari cairan lain (gel, aerosol, cairan). Simpan di dalam tas berukuran 1 liter yang memiliki ritsleting di bagian atas.

2. Aturan maskapai Nasional. Berdasarkan peraturan Dirjen Perhubungan Udara nomor SKEP/43/III/2007 tentang Penanganan Cairan, Aerosol dan Gel (Liquid, Aerosol, Gel) yang dibawa penumpang ke dalam kabin pesawat udara pada penerbangan internasional, tersebut dalam pasal 3 ayat 2 bahwa obat-obatan medis, makanan/minuman/susu bayi dan makanan/minuman penumpang untuk program diet khusus tidak usah diperlakukan seperti membawa cairan, aerosol dan gel (harus dimasukkan ke satu kantong plastik transparan ukuran 30 cm x 40 cm dengan kapasitas cairan maksimum 1.000 ml atau 1 satu liter dan disegel). Jadi, silakan membawa ASI perah ke dalam kabin tanpa dibatasi.

3. Laporkan juga ice pack di dalam cooler box ke petugas pabean saat check-in. Bila ice-pack tidak boleh dibawa, karena kemungkinan akan mencair setelah lewat batas waktu, sampaikan ke petugas pabean atau kru pesawat Anda akan menitipkan ASI perah di lemari pendingin pesawat.

Teknik memerah dan membawa ASI perah di dalam pesawat. Selain aturan-aturan membawa ASI dalam pesawat terbang, Anda perlu perhatikan juga teknik memerah ASI di dalam pesawat atau menyimpan ASI perah dalam kabin.
  • Simpan ASI perah di cooler box dengan beberapa ice pack untuk menjaga ketahanan ASI selama kurang lebih 6-7 jam atau tergantung lama perjalanan.
  • Bila tidak membawa ice pack, titipkan ASI perah di lemari pendingin di kabin.
  • Jika harus memerah ASI di pesawat, sampaikan ke awak kabin, mungkin mereka bisa membantu Anda dengan memberi deretan kursi yang kosong. Gunakan apron menyusui, permisi kepada penumpang di sebelah dan lakukan prosedur memerah ASI seperti biasa (cuci tangan, dan lain-lain).

Tips Agar Bayi Tak Rewel di Perjalanan

Saat Anda melakukan perjalanan dengan mengajak serta bayi Anda, bisa saja bayi tidak bisa tidur dan rewel sepanjang naik pesawat. Agar hal itu tidak bisa terjadi, simak tips berikut.
  • Usahakan tidak membawa bayi berlibur ke tempat yang sangat jauh, dengan waktu tempuh perjalanan lebih dari 3 jam
  • Atau sebelum mengadakan perjalanan jauh, "latih" bayi bepergian dengan waktu tempuh singkat atau sedang
  • Alat transportasi harus aman dan nyaman, karena bayi lebih rentan di udara panas atau di ruangan sempit. Kalau naik mobil, pastikan ruangannya luas, AC-nya oke, dan bayi didudukkan di car seat. Jika kereta api, pilih kelas eksekutif
  • Hindari mengajak bayi berusia kurang dari 3 bulan naik pesawat, sebab rentan mengalami gangguan telinga akibat perubahan tekanan udara di kabin
  • Tak perlu segan untuk menanyakan fasilitas di pesawat terbang seperti makanan, diapers, atau keranjang bayi (travel cots) saat membeli tiket
  • Hindari berdesakan saat naik dan turun kendaraan karena bisa-bisa bayi Anda tergencet!
  • Dapatkan kursi dekat lorong di pesawat terbang agar gampang keluar masuk
  • Saat pesawat take off dan landing, susui bayi agar perubahan tekanan udara tidak mengganggu telinganya
  • Gerak dan hirup udara segar. Kalau naik mobil, stop tiap 2 jam sekali untuk menyusui atau menggendong bayi jalan-jalan. DI pesawat, duduk di deretan kursi terluar agar mudah membawa bolak-balik kabin
  • Sewa mobil di tempat liburan agar praktis untuk bepergian
  • Silakan mencoba transportasi lokal, seperti becak, delman, tuktuk, bis, trem atau MRT, bersama bayi asal aman dan tidak berdesakan
  • Lupakan pakai kereta dorong. Karena kebanyakan kota-kota di Indonesia tidak bersahabat dengan trotoar yang sempit dan jalanan berdebu. Di luar negeri, silakan.